KOMPAS.com – Rusia saat ini dikabarkan mencekik atau membatasi akses warganya ke YouTube, platform streaming video milik Google.
Ketua komite kebijakan informasi Rusia, Alexander Khinshtein, membatasi akses dengan memperlambat kecepatan download YouTube sekitar 40 persen di PC/komputer mulai minggu ini. Kemudian, kecepatan unduh akan diperlambat hingga 70 persen pada akhir minggu depan.
Menurut laporan Yahoo News, hal ini dilakukan untuk menghukum perusahaan tersebut karena dianggap “anti-Rusia”. Mengacu pada penghapusan akun milik blogger Rusia dan media YouTube yang mereproduksi pesan dari Kremlin (sebutan pemerintah Rusia) tentang perangnya terhadap Ukraina.
Rusia mulai membatasi akses negaranya terhadap media dari luar negeri sebelum melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
Salah satu alasannya adalah Rusia membatasi akses ke X, yang saat itu dikenal sebagai Twitter, karena menolak menghapus konten pada tahun 2021. Perlambatan ini merupakan awal dari pemblokiran total platform tersebut setelah dimulainya perang di Ukraina.
Perusahaan Minggat dari Rusia
Sejumlah perusahaan internasional berhenti beroperasi di Rusia, menyusul operasi militer yang dilakukan Presiden Vladimir Putin di Ukraina.
Perusahaan yang keluar dari Rusia didominasi oleh perusahaan asal Amerika Serikat (AS). Misalnya, Apple berhenti menjual produknya melalui pengecer pihak ketiga di Rusia. Selain itu, Apple juga menghentikan layanan Apple Pay di Rusia menyusul sanksi yang dijatuhkan AS terhadap bank-bank Rusia.
Google dilaporkan menonaktifkan alat lalu lintas langsung Maps miliknya. Sementara Facebook dan YouTube akan membatasi jangkauan media pemerintah Rusia di Uni Eropa.
Sektor bisnis hiburan juga terkena dampak perang Rusia-Ukraina. Netflix dan Disney telah berhenti beroperasi di Rusia. Sementara Paramount Pictures telah berhenti mendistribusikan film teatrikal di Rusia. Termasuk merilis sementara film The Lost City dan Sonic the Hedgehog 2.
Perusahaan penyedia streaming musik yang berbasis di Swedia, Spotify, mengumumkan telah menutup kantornya di Rusia tanpa batas waktu, per Maret 2022.
Spotify mengatakan pihaknya telah meninjau ribuan konten sejak dimulainya invasi, dan menemukan secara terbatas acara-acara yang dimiliki dan dioperasikan oleh media yang berafiliasi dengan pemerintah Rusia.