KOMPAS.com – Penggunaan kode QR (Quick Response code) kini semakin lumrah dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kegunaannya yang paling umum adalah sebagai metode pembayaran non tunai alias cashless. Cukup scan atau pindai kode QR melalui aplikasi m-banking atau e-wallet kami untuk melakukan transaksi pembayaran saat berbelanja, makan di restoran atau bahkan jajan di pinggir jalan.
Dengan kode QR, kita juga dapat mengakses informasi dengan mudah dan “sat-set”. Misalnya saja kita hanya memindai kode QR untuk melihat menu restoran, mengisi formulir kegiatan, membuka situs/web, mengikuti orang di Instagram. Sebagai tiket elektronik angkutan umum, acara olah raga/konser, bahkan memverifikasi bahwa sepatu yang kita beli apakah asli atau tidak.
Meski penggunaannya masif dalam beberapa tahun terakhir. Namun teknologi yang menggunakan gambar persegi besar dan kecil berwarna hitam putih ini sebenarnya sudah ada sejak 30 tahun yang lalu.
Sebelum adanya kode QR. Dunia sudah mengenal barcode yaitu kode batang yang terdiri dari garis-garis horizontal dan spasi dengan panjang dan jarak yang berbeda-beda.
Desain terinspirasi dari permainan Go Board
Belakangan, Masahiro Hara mendapat ide untuk membuat kode baru yang dapat dibaca mesin saat memainkan permainan papan Go (Go Board). Permainan ini, juga dikenal sebagai “weiqi” di Tiongkok dan “baduk” di Korea adalah permainan papan strategi untuk dua orang yang berasal dari Tiongkok.
Jika dilihat dari atas, papan Go yang dipenuhi batu berwarna hitam putih ini memang sekilas mirip dengan kode QR saat ini. Dari sana, Hara menggunakan pola deteksi posisi berupa tiga kotak hitam kecil di tiga sudut kotak.
Pola ini membentuk sudut siku-siku dari setiap orientasi tampilan. Hara dan tim menggunakan rasio area hitam dan putih yang paling sedikit digunakan pada bahan cetakan, yaitu 1:1:3:1:1.
Ini menggambarkan rasio lebar area hitam dan putih dalam pola deteksi posisi. Dengan cara ini Orientasi kode dapat ditentukan terlepas dari sudut pemindaian, yang dapat berupa sudut mana pun, dengan menemukan rasio unik ini. Desain ini membuat kode QR lebih mudah dan cepat dipindai oleh mesin/kamera.
Satu setengah tahun setelah proyek pengembangan dimulai dan setelah banyak percobaan dan kesalahan, kode QR akhirnya diperkenalkan pada tahun 1994.