AI Juga Butuh "Puasa"
AI Juga Butuh "Puasa"

KOMPAS.com – Ditengah maraknya perbincangan tentang perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang sangat pesat, muncul gagasan unik, namun penuh makna.

Gagasan ini mengundang kita agar merenungkan kemajuan teknologi. Selain dari itu, ia juga mengajak kita untuk mempertimbangkan aspek etis, lingkungan, serta kesejahteraan bersama. Sama seperti umat Muslim yang saat ini sedang melaksanakan ibadah puasa.

Ribuan dari peneliti Artificial Intelligence di seluruh dunia sudah menandatangani petisi. Mereka termasuk tokoh-tokoh terkemuka seperti Yoshua Bengio, Stuart Russell, Elon Musk, Steve Wozniak dan juga Emad Mostaque.

Petisi ini menyerukan semua laboratorium AI untuk mengambil langkah “puasa”. Mereka dihimbau agar menghentikan sementara pelatihan sistem Artificial Intelligence yang lebih kuat dari GPT-4 selama enam bulan.

Langkah ini agar bisa memberi waktu bagi peninjauan independen sebelum melanjutkan pelatihan sistem pada masa depan. Mereka juga disarankan untuk membatasi laju pertumbuhan komputasi agar menciptakan model yang baru.

Pentingnya Puasa AI Bukan Tanpa Alasan

Pengembangan dan penelitian AI seharusnya fokus pada membuat sistem yang ada menjadi lebih akurat serta aman. Selain dari sisi model, Artificial Intelligence juga membutuhkan banyak sumber daya seperti listrik dan juga air. Penggunaan AI secara langsung bertanggung jawab atas emisi karbon dari listrik non-terbarukan.

Ini juga untuk meningkatkan konsumsi jutaan galon air tawar. Penggunaan AI secara tidak langsung meningkatkan dampak dari pembangunan dan pemeliharaan peralatan yang membutuhkan banyak energi di tempat AI beroperasi.

Tanpa adanya standar dan regulasi, perusahaan teknologi sudah melaporkan apapun yang mereka inginkan dengan cara apapun tentang dampak AI mereka. Shaolei Ren dari seorang profesor dari UC Riverside yang sudah mempelajari biaya air komputasi selama dekade terakhir, menjelaskan hal ini.

Berdasarkan perhitungan penggunaan air tahunan untuk sistem pendingin oleh Microsoft, Ren juga memperkirakan bahwa seseorang yang melakukan sesi tanya jawab dengan GPT-3 sekitar 10 sampai 50 respons mengonsumsi setengah liter air tawar.

Tetapi, masih banyak yang belum diungkapkan tentang jutaan galon air yang digunakan agar untuk mendinginkan komputer yang menjalankan AI. Estimasi jumlah pusat data cloud di seluruh dunia berkisar dari sekitar 9.000 sampai hampir 11.000.

Baca Juga : Cara Cek Lokasi Penukaran Uang Baru Kas Keliling Via Pintar BI

Related Post

error: Content is protected !!